August 23, 2008

Mengenal Penyakit Rematik

Mengenal Penyakit Reumatik

Apakah penyakit reumatik itu? berbahayakah? bagaimana cara mencegah dan mengatasinya? Makalah ini mengulas secara ringkas tentang penyakit reumati, semoga bermanfaat.

Dr Eka Ginanjar.

“Ia (Zakaria) berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo’a kepada engkau, ya Tuhanku”

(QS Maryam (19) : 4)

Pendahuluan

Banyak pasien terutama pasien lanjut usia yang datang ke dokter dengan keluhan nyeri sendi dan rasa nyeri di berbagai tempat di tubuhnya, sering kali menganggap dirinya terkena asam urat atau Osteoporosis. Atau sering datang hanya dengan keluhan sakit reumatik. Dan rasa nyeri ini seringkali menimbulkan “siksaan” bagi kebanyakan orang sampai tidak bisa menjalankan hidupnya dengan baik, terbatasnya aktifitas, tidak bisa tidur, bahkan untuk sholat pun sulit. Semua penderitaan itu menimbulkan pertanyaan pada semua orang yang pernah merasakannya. Apakah sebenarnya penyakit reumatik itu? Berbahayakah? Dan bagaimana mengatasinya? Dan banyak pertanyaan lagi yang timbul di masyarakat. Belum lagi dengan banyaknya obat-obatan atau jamu yang mengklaim berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit ini tetapi malah menimbulkan penyakit lain yang terkait dengan efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatan dan jamu-jamuan tersebut. Padahal obat atau jamu tersebut hanya menghilangkan rasa nyeri sementara tetapi tidak menyembuhkan.

Biasanya pasien-pasien tersebut telah mengkonsumsi obat - obat atau jamu secara berulang untuk mengurangi rasa nyeri dan kurang tepat yang malah memperparah dan menambah penyakitnya seperti kerusakan ginjal dan BAB berdarah akibat iritasi lambung oleh efek samping dari obat / jamu tersebut. Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan secara awam dan ringkas tentang penyakit reumatik terutama penyakit reumatik yang sering ada ditengah-tengah masyarakat antara lain pengapuran sendi (Osteoarthritis), radang sendi (Reumatoid Arthritis), pengeroposan tulang (Osteoporosis) dan radang sendi akibat asam urat / pirai (Gout Arthritis).

Definisi

Reumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal (sendi, tulang, jaringan ikat dan otot). Dari sekitar lebih dari 100-an penyakit reumatik sebagian besar tidak berbahaya, namun sangat mengganggu karena rasa nyerinya. Memang ada penyakit reumatik yang dapat menimbulkan kematian tetapi sangat jarang sekali dan biasanya perjalanan penyakitnya berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Yang paling ditakuti dari penyakit reumatik ini bila tidak diobati dengan benar adalah akan menimbulkan kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun berat seperti kelumpuhan. Yang sering terjadi adalah kurangnya kualitas hidup seseorang yang berakibat terbatasnya aktifitas, depresi sampai berimbas pada status sosial ekonomi seseorang atau sebuah keluarga. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah penyakit reumatik ini tidak berhubungan dengan stroke tetapi berhubungan dengan gaya hidup, pekerjaan, imunitas dan beberapa penyakit berhubungan dengan genetika.

Penyakit Reumatik, Pengobatan dan Permasalahannya

Masyarakat kita mengenal sekitar 100 macam penyakit reumatik, beberapa di antaranya dikeluhkan sebagai encok, pegal linu, dan boyok pegel. Umumnya keluhan tersebut merupakan gejala kaku, nyeri, bengkak sampai keterbatasan gerak sendi. Sebagian orang kurang mengeluhkan gangguan tersebut, bahkan menganggapnya sebagai suatu hal biasa karena terlalu banyak bekerja keras. Atau paling-paling cukup membeli obat reumatik dari warung atau toko obat. Biasanya jasa dokter baru diperlukan setelah rasa nyerinya tak tertahankan atau terdapat perubahan bentuk sendi. Padahal pemakaian obat untuk reumatik, baik yang dibeli sendiri di warung maupun toko obat atau yang diberikan oleh dokter, hanyalah salah satu mata rantai penanggulangan penyakit reumatik, di samping istirahat, proteksi sendi, fisioterapi, pembedahan dan psikoterapi.

Karenanya, penanggulangan reumatik bukan sekadar penggunaan obat semata. Sebenarnya obat bagi penderita reumatik mempunyai dua tujuan, yaitu menghilangkan nyeri maupun gejala peradangan serta bila mungkin menghentikan progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Untuk memperoleh hasil pengobatan yang baik, maka obat harus tepat dalam dosis dan diberikan kepada penderita yang sesuai, dalam jangka waktu yang optimal. Untuk reumatik dianjurkan menggunakan obat penghilang rasa sakit sederhana semacam paracetamol atau aspirin untuk nyeri yang ringan. Obat ini tidak mempengaruhi proses peradangan yang terjadi. Sehingga hanya berguna untuk keluhan nyeri ringan dan bukan untuk pengobatan jangka panjang.

Sedangkan obat reumatik yang banyak dijumpai di pasaran, termasuk yang diberikan dokter adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Bahkan obat golongan ini masih dianggap mampu menanggulangi gejala dan dapat menekan proses peradangan, meskipun tidak dapat menghentikan proses penyakit. Sampai saat ini OAINS memang dapat digunakan pada semua keluhan reumatik, baik pada sendi maupun di luar sendi. Tapi paling bermanfaat pada reumatik di luar sendi. Dengan catatan, perlu dibantu dengan fisioterapi maupun suntikan kortikosteroid pada persendian. Beberapa penyakit reumatik tertentu membutuhkan pengobatan spesifik bahkan terdapat beberapa penyakit yang membutuhkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang dan obat sejenis kemoterapi.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri di rumah bisa dimulai tanpa obat, melainkan dengan menghangatkan persendian yang sakit. Ada bermacam cara pemanasan yang dapat dilakukan oleh setiap penderita di rumah. Salah satu di antaranya dengan cara mengompres. Sediakan air hangat dalam mangkuk dan handuk kecil. Celupkan handuk ke dalam air dan tekan-tekankan pada persendian yang terganggu tersebut. Ulangi cara ini berkali-kali sampai bagian yang sakit berkurang rasa nyerinya.

Cara lain, dengan memasukkan air panas ke dalam botol. Kompreskan botol hangat ini pada persendian yang sakit, sampai terasa nyaman. Sinar matahari pun dapat dipakai untuk memanaskan persendian punggung yang sakit. Untuk cara ini, dibutuhkan alas tidur yang menyerap panas, misalnya terpal. Jemurlah alas ini di bawah sinar matahari sampai beberapa lama, kemudian berbaringlah di atas terpal hangat ini dengan nyaman.

Beberapa Penyakit Reumatik Yang Sering Dijumpai

Pengapuran Sendi (Osteoarthritis) adalah pengapuran pada sendi yang disebabkan karena proses penuaan yang menyebabkan kerusakan rawan sendi. Sendi yang terkena adalah sendi yang biasanya sering digerakkan dan sering mendapatkan beban seperti pergelangan tangan, siku, pinggang, lutut dan engkel pada tumit. OA terjadi akibat berkurangnya cairan pelumas (synovial) pada sendi, peningkatan enzim penghancur struktur rawan sendi, penurunan pembentukan proteoglikan (zat pelindung sendi), mulai pecahnya atau ausnya rawan sendi yang membungkus ujung tulang, terjadinya osteofit (pengapuran sendi).

Gejala-gejala yang sering terjadi adalah kaku dan nyeri sendi di beberapa sendi yang terkena terutama pagi hari ketika baru bangun dari tidur, hambatan gerakan sendi, sendi secara perlahan membesar, permukaan terkadang lebih hangat dari sekitarnya, kadang disertai kemerahan dan berubah bentuk (deformitas), serta gemeretak (krepitasi) pada sendi yang sakit. Penyebabnya terbagi menjadi faktor resiko yang dapat dimodifikasi dengan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya usia, ras kulit hitam lebih besar resikonya dibanding ras lainnya, genetik, gender wanita, penyakit metabolik seperti diabetes, kelainan bawaan seperti tulang kaki bentuk O atau X. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodikasi diantaranya trauma / cidera, benturan berulang, gemuk, rokok, hormon dan kelemahan otot.

Berbagai usaha pencegahan dapat dilakukan sendiri terutama dengan gaya hidup sehat dan memperhatikan beberapa hal seperti berikut:

· Usia, Genetik, gender tidak dapat dicegah

· Hindari cidera, benturan berulang, gemuk dikurangi, menghentikan rokok,

· Mengkonsumsi Vit C, E, Beta Karoten, dan terapi sulih hormon bagi yang sudah menopause

· Hindari berjalan lebih dari 2 mil/hari, berlari, berdiri terlalu lama, dan mengangkat beban > 25 kg yang dilakukan rutin

· Hati - hati bagi operator keyboard komputer, artis pertunjukan, pembersih karpet dan lantai, guru, pekerja tambang, petani, pemintal benang dan pekerjaan lain yang menggunakan sendi tertentu secara terus menerus.

Untuk pengobatannya adalah sebagai berikut:

· Obat penghilang nyeri golongan OAINS, ampuh menghilangkan nyeri dan mengurangi peradangan yang terjadi, tapi hati-hati iritasi lambung

· Obat untuk memperbaiki rawan sendi: gol. glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat

· Obat untuk memberi pelumasan sendi ke lutut seperti suntikan hialuronat ke ruang sendi

· Obat untuk mengatasi sendi bengkak berisi : cairan glukokortikoid ke dalam sendi

· Fisioterapi

· Bila sudah parah dan menimbulkan komplikasi maka terapi yang terbaik adalah pembedahan

Radang Sendi Reumatik (Reumatoid Arthritis) adalah suatu penyakit peradangan sistemik dan kronis yang penyebabnya tidak diketahui dan bermanifestasi pada lapisan dalam sendi (membran sinovial persendian). Penyakit ini mempunyai spektrum yang luas dan sangat bervariasi, begitu pula manifestasi pada beratnya sendi yg terkena dan juga manifestasi di luar persendian walaupun jarang tetapi juga sangat bervariasi. Akhir-akhir ini sebagian besar ahli sepakat bahwa Reumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun yang etiologinya belum diketahui dan ditandai dengan sinovitis erosif (peradangan erosif lapisan dalam sendi) dan terjadinya simetris antara bagian tubuh kanan dengan kiri.

RA ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan respon imun seseorang dengan dipengaruhi oleh faktor genetik. Yang terjadi adalah peradangan kronis sinovial yang progresif sehingga menyebabkan kerusakan arsitektur persendian.

Selain faktor genetik yang sudah disebut, juga terdapat faktor non genetik yang sebenarnya dapat dicegah atau dikendalikan. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah usia, kemungkinan infeksi bakterial atau virus dan gaya hidup (termasuk rokok dan alkohol).

Gejala dan tanda yang dapat ditemui pada sebagian penderita adalah sebagai berikut:

  1. Kaku pada pagi hari (sekurangnya 1 jam)
  2. Artritis (radang sendi) pada 3 daerah persendian atau lebih yang merupakan pembengkakan jaringan lunak, persendian atau penumpukan cairan, dan dipastikan bukan pertumbuhan tulang
  3. Artritis pada persendian tangan
  4. Artritis simetris (lokasi yang sama pada tubuh kanan dan kiri)
  5. Nodul reumatoid (benjolan kecil dibawah kulit)
  6. Faktor reumatoid serum positif (pemeriksaan laboratorium spesifik untuk penyakit reumatik)
  7. Perubahan gambaran rontgen (erosi/dekalsifikasi tulang pada sendi/yg berdekatan)

Pencegahan dan pengobatan dari RA agak sulit, karena penyakit ini berkaitan dengan kekebalan tubuh dan genetik serta penyebabnya belum sepenuhnya diketahui. Tetapi yang utama adalah bagaimana mengenali, mengendalikan dan mengurangi progesivitasnya termasuk mencegah komplikasi yang terjadi. Saat ini masih berjalan pengembangan obat-obat dengan target yang spesifik terhadap proses dan mediator yang terlibat dalam perjalanan penyakit RA. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang faktor genetik akan mempengaruhi perkembangan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan pertama-tama adalah menghilangkan nyeri, peradangan dan pembengkakkan serta kelemahan pada sendi dan otot yang terjadi. Selanjutnya dilakukan usaha untuk meningkatkan fungsi persendian dan mencegah kekambuhan.

Secara umum pengobatan RA dibagi dalam 2 golongan besar. Yang pertama adalah obat yang digunakan untuk mengontrol nyeri, pembengkakan (contohnya OAINS dan kortikosteroid) dan obat untuk memodifikasi penyakit (dikenal dengan nama DMARD). Sekedar untuk diketahui pengobatan dengan DMARD ini merupakan pengobatan yang sulit dan mempunyai efek samping yang cukup berat. Untuk itu pengawasan yang ketat dan kontrol yang teratur merupakan kunci penting dari pengobatan RA. Obat-obatan yang digunakan antara lain: hidroksiklorokuin, sulfasalazine, azathioprine, siklosporin, dan siklofosfamid.

Pengeroposan Tulang (Osteoporosis) adalah suatu kondisi dimana jumlah jaringan tulang telah berkurang dan ada risiko yang besar untuk terjadi patah tulang. Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas masa tulang dan perburukan arsitektur tulang sehingga menyebabkan tulah menjadi rapuh dan mudah patah (fraktur). Penyakit ini banyak diderita oleh orang tua terutama wanita yang sudah menopause.

Penyakit ini sering kali tidak bergejala sampai suatu ketika hanya karena sebab yang ringan pasien mengalami patah tulang. Walaupun demikian gejala yang sering ditemui adalah tubuh makin pendek, nyeri tulang, perubahan postur tubuh (menjadi bengkok atau bungkuk) dan tulang mudah patah. Walaupun secara umum tidak berbahaya tetapi penyakit ini mempunyai potensi besar menimbulkan kelumpuhan dan sekitar 25% kematian pada orang lanjut usia merupakan rangkaian dari penyakit yang awalnya disebabkan fraktur akibat osteoporosis. Untuk itu pada orang lanjut usia harus diperhatikan faktor risiko terjadinya jatuh dan fraktur apalagi orang tersebut sudah terbukti mengalami osteoporosis.

Penyebab dan faktor resiko dari osteoporosis adalah hormon esterogen berkurang (wanita menopause), alkohol, rokok, kurangnya aktifitas, proses menua, kekurangan asupan kalsium, kurangnya pajanan sinar matahari dan penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mempercepat osteoporosis (contohnya steroid).

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi progesivitas dari penyakit ini seperti: Melakukan aktifitas fisik teratur (jalan kaki 30-60 menit/hari, olah raga dengan beban), hindari alkohol dan rokok, hindari risiko terjatuh, hindari penggunaan obat sendiri untuk jangka panjang karena ada obat yang dapat mempercepat osteoporosis.

Pengobatan yang biasa dilakukan dokter bernacam-macam, tetapi akan percuma kalau pasien tidak melakukan aktifitas yang dapat mencegah progresivitas penyakit seperti diatas. Pengobatannya adalah dengan :

· Bifosfonat, merupakan obat yang berperan menghambat proses penghancuran tulang

· Raloksifen, merupakan obat yang berperan menggantikan fungsi estrogen di tulang dan jaringan lemak. (estrogen adalah hormon yang diproduksi pada masa reproduksi – berhenti setelah menopause)

· Terapi sulih hormon (bagi yang menopause)

· Kalsitonin, menurunkan resorpsi (pengambilan) kalsium pada tulang

· Osteoanabolik, obat-obatan yang meningkatkan pembentukan struktur tulang

· Kalsium dan vitamin D, zat penting dalam pembentukan tulang

· Pembedahan bila terdapat fraktur atau deformitas yang berat

Radang Sendi Asam Urat / Pirai (Gout Arthritis) adalah peradangan sendi akut yang disebabkan oleh pengendapan kristal asam urat dalam rongga sendi. Gejala klasik asam urat ialah serangan akut berulang yang sangat nyeri pada pangkal jempol kaki dan beberapa sendi lainnya. Asam urat akut sering berulang dan berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Asam urat berasal dari purin yang ada dalam inti sel yaitu asam nukleat baik yang berasal dari tubuh manusia sendiri (penderita leukimia memiliki kadar asam urat yang tinggi) maupun dari makanan seperti daging merah, jeroan, seafood. Kadar normal kandungan asam urat pada manusia adalah 4-7 mg/dl. Asam urat yang terbentuk dalam tubuh kebanyakan akan dibuang ginjal melalui urin.

Pada penyakit ini yang penting adalah memperhatikan berbagai penyebab peningkatan asam urat dalam tubuh, yaitu:

· Produksi Asam Urat Berlebihan, yang disebabkan karena faktor genetik, penderita leukimia atau keganasan lainnya, asupan tinggi purin, kegemukan (obesitas) dan hipertrigliseridemia, konsumsi alkohol, konsumsi fruktose.

· Ekskresi/Pengeluaran Asam Urat Berkurang, yang disebabkan karena faktor genetik, penyakit ginjal kronik, obat-obatan tertentu (seperti diuretik tiazid, salisilat, pirazinamid),obesitas dan kurangnya produksi urin.

Menurut salah satu penelitian yang dilakukan oleh Choi, dkk konsumsi daging merah, jeroan, alkohol dan seafood meningkatkan kejadian artritis gout, sedangkan sayuran yang kaya purin dan susu tidak menyebabkan peningkatan terjadinya artritis gout. Hal ini didasarkan dari hasil penelitiannya selama + 15 tahun ke 4000 orang.

Artritis (radang sendi) Gout berulang akan menyebabkan arthritis akut diberbagai sendi. Artitis Gout selama lebih dari 10 tahun akan menyebabkan terjadinya pengendapan kristal asam urat dalam sendi yang disebut tofus dan batu ginjal. Jumlah tofus berhubungan dengan berat dan lamanya artritis dan kadar asam urat. Tofus ringan bila kadar asam urat 10-11 mg/dl, berat jika > 11 mg/dl.

Jenis Komplikasi Asam Urat dan Penatalaksanaannya

Jenis Komplikasi Asam Urat

Penatalaksanaan

Hiperurisemia (Peningkatan kadar asam urat)

-

Diturunkan dengan diet rendah purin, menghindari makanan daging merah, jeroan, alkohol dan seafood

-

Diobati dengan pemberian Obat Allopurinol yang dapat menghambat terbentuknya asam urat dan Obat Probenesid yang dapat merangsang pengeluaran asam urat melalui urin

Artritis Gout Akut

-

Sendi yang meradang diistirahatkan

-

Diberikan obat anti inflamasi non steroid ( OAINS), Kortekosteroid dan Kolkisin

-

Setelah peradangan tenang, diberikan obat penurun asam urat (Allopurinol dan Probenesid). Lama pemberian obat ini adalah 1 tahun setelah konsentrasi asam urat normal.

Artitris Gout bertofus

-

Diet Rendah Purin

-

Obat Allopurinol dan Probenesid

-

Sering terjadi kekambuhan radang akut sewaktu pemberian obat. Kendala ini diatasi dengan memberikan obat kolkisin sebagai tambahan.

-

Pemberian obat ditujukan untuk mencegah kambunya peradangan dan menghilangkan tofus. Obat diberikan selama bertahun -tahun.

Batu Ginjal Asam Urat

-

Batu Asam Urat terjadi bila kadar asam urat dalam urin meningkat dan pH urin asam <>

-

Dapat dilarutkan dengan meminum obat Natrium Bikarbonat, dengan dosis 3 X 1 gr/ hari sampai pH urin menjadi basa ( >7) dan disertai banyak minum sehingga volume urin lebih dari 2 liter/hari

-

Tidak diperlukan operasi untuk mengeluarkan batu ginjal asam urat.

Demikianlah sekilas mengenai penyakit rumatilk. Banyak hal yang tidak dibahas disini, tetapi setidaknya memberikan gambaran ringkas tentang penyakit reumatik. Kadang kala rasa pegal linu akibat terlalu lelah bekerja sering dikeluhkan sebagai penyakit reumatik tetapi sebenarnya hanya kelelahan atau kram pada pada otot saja. Sekali lagi bila menemukan keluhan pada sendi dan otot yang dapat dilakukan pertama kali adalah istirahatkan bagian tubuh yang sakit, mengompresnya dengan handuk hangat dan meminum obat paracetamol. Bila tidak sembuh segera minta pertolongan dokter untuk mendapatkan obat yang lebih baik. Bila berlanjut maka harus control teratur. Jangan sekali-sekali meminum obat sendiri apalagi mengkonsumsi jamu apalagi bila dalam jangka waktu yang lama karena efek sampingnya sangat berbahaya.

Bahan bacaan:

1. www.medicastrore.com

2. www.wikipedia.com

3. www.papdi.org

4. www.keluargareumatik.com

5. www.rawanbrotorheumatic.com

6. www.ekginanjar.blogspot.com

7. www.abuhamzah.multiply.com